Teks Berjalan

MARI MEMBIASAKAN YANG BENAR, BUKAN MEMBENARKAN YANG BIASA

Friday, June 3, 2016

Takdir Dan Cinta

Boleh jadi engkau membenci sesuatu namun sejatinya itu adalah baik bagimu.
Sejarah islam mencatat tentang korelasi antara taqdir dan cinta yang sangat indah. Dalam hadits Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma, ketika Hafshah Radhiyallahu ‘anha ditinggal wafat oleh suaminya (Ibnu Huzafah), dan masa iddahnya telah berlalu, maka ayahnya, yaitu Umar bin Al Khatthab Radhiyallahu ‘anhu mulai berusaha mencarikan jodoh untuk putri tercintanya. Tatkala beliau berjumpa dengan Sahabat Utsman Radhiyallahu ‘anhu, beliau segera menawarkan putrinya kepada Sahabat Utsman.
Read More



Mendapat tawaran ini, Sahabat Utsman tidak segera menjawab, dan setelah beberapa hari Sahabat Utsman menjumpai Sahabat Umar, lalu berkata, “Saat ini aku memutuskan untuk tidak menikah lagi.”

Selanjutnya, Sahabat Umar menjumpai Sahabat Abi Bakar Radhiyallahu ‘anhu, untuk menawarkan putrinya. Sahabat Umar berkata kepadanya, “Sudikah Engkau aku nikahkan dengan putriku, Hafshah?”. Namun ternyata Sahabat Abu Bakar diam dan tidak menanggapi tawaran Sahabat Umar. Akibatnya, Sahabat Umar sangat kecewa dengan sikap Sahabat Abu Bakar yang tidak memberikan jawaban atas tawarannya ini.
Selang beberapa hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melamar Hafshah, maka segera Sahabat Umar menikahkan putrinya Hafshah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Setelah Hafshah dinikahi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, segera Sahabat Abu Bakar menjumpai Sahabat Umar dan berkata kepadanya, “Apakah engkau merasa kecewa ketika engkau menawarkan putrimu (Hafshah) kepadaku?.”
Sahabat Umar menjawab, “Benar.”
Sahabat Abu Bakar berkata, “Tidaklah sikap dan keputusanku, kecuali karena aku telah mengetahui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut-nyebut putrimu Hafshah. Sedangkan aku tidak ingin membocorkan rahasia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Andai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengurungkan niatnya, niscaya aku menikahi putrimu.”

Selanjutnya Sahabat Umar menceritakan bahwa dirinya telah mengadukan sikap Sahabat Utsman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ternyata beliau menjawab pengaduanku dengan bersabda:
تزوج حفصة خير من عثمان ويزوج عثمان خيرا من حفصة فزوجه النبي صلى الله عليه و سلم ابنته
Hafshah akan dinikahi oleh lelaki yang lebih mulia dibanding Utsman, sedangkan Utsman akan menikahi wanita yang lebih mulia dibanding Hafshah, dan ternyata beliau menikahkan Sahabat Utsman dengan putri beliau (Ummu Kultsum). (Riwayat Abu Ya’la Al Mushily dan lainnya)
Semoga kita semua bisa menjadi lebih bijak dalam menyikapi cinta, sebab taqdir dan cinta akan selalu bergandengan.

No comments:

Post a Comment